Dalam dunia kecantikan dan perawatan kulit, kita sering mendengar istilah bahan ‘Comedogenic’ dan ‘Non Comedogenic’. Pada umumnya kita selalu diarahkan untuk menghindari bahan dengan level comedogenic tinggi. Tentu saja, siapa yang mau kulitnya berkomedo?
Tapi seperti apa sebenarnya arti ‘skala komedogenik’ pada bahan kosmetik? Apakah bahan dengan level komedogenik tinggi harus dihindari sepenuhnya? Apa landasan sehingga kita bisa menandalkan ‘skala komedogenik’ bahan tertentu sebagai acuan dalam memilih produk kosmetik?
Apalagi jika kamu seorang formulator natural skincare dan telah mengambil beberapa workshop ilmu formulasi membuat produk perawatan kulit berbahan natural di https://www.neovaacademy.com.Tentunya kamu harus tau apakah bahan-bahan yang ada dalam formulasi produkmu komedogenik atau tidak, agar produk buatanmu tidak menyumbat pori-pori bukan?
Skala komedogenik adalah skala yang diurutkan berdasarkan seberapa besar kemungkinan bahan kosmetik tertentu akan menyumbat pori-pori. Skala yang digunakan dimulai dari angka 0-5. Semakin tinggi angkanya, maka secara teori bahan tersebut dianggap semakin berpotensi menyumbat pori dan begitupun sebaliknya. Urutannya adalah sebagai berikut :
0 = non comedogenic, tidak menyumbat pori
1 = slightly comedogenic, kecil kemungkinannya menyumbat pori
2 = moderately comedogenic, kemungkinan bisa menyumbat pori, tetapi kebanyakan tidak bermasalah
3 = comedogenic, akan menyumbat pori terutama pada kulit berminyak dan berjerawat
4 = fairly high comedogenic, akan menyumbat pori pada hampir semua jenis kulit
5 = highly comedogenic, sudah pasti akan menyumbat pori
Penelitian ini dilakukan pada telinga kelinci sekitar tahun 1970an. Jadi bagaimana hasil penelitian tersebut bisa diaplikasikan pada kulit manusia?
Faktanya kebanyakan bahan kosmetik bahkan obat-obatan bisa konsumsi karena pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terhadap hewan (Jadi mari kita mengheningkan cipta sejenak untuk para binatang yang dikorbankan demi ilmu pengetahuan :D).
Jadi tentu saja penelitian ini masih bisa kita jadikan acuan untuk memilih kosmetik berdasarkan bahan yang digunakan dalam formulasi produknya. Jika kamu memiliki kulit berminyak dan mudah berjerawat, maka sebaiknya hindari bahan dengan skala komedogenik tinggi. Tetapi ada beberapa bahan dengan level komedogenik tinggi seperti pada minyak nabati yang mengandung asam oleat dengan kadar yang tinggi, bermanfaat untuk mereka yang memiliki tipe kulit cenderung kering, apalagi jika individu tersebut berada di negara dengan level kelembaban udara yang rendah.
Tentu saja tidak, kulit manusia sangat unik dan berbeda pada masing-masing individu. Terkadang bahan yang cenderung aman dan lembut bagi sebagaian besar orang bisa menimbulkan reaksi alergi pada individu tertentu. Selain itu formula dan konsentrasi bahan kosmetik juga berpengaruh dalam menentukan apakah produk tertentu berpotensi menyumbat pori atau tidak.
Kesimpulannya, level komedogenik bisa kita gunakan untuk memilih produk kosmetik. Hanya saja, banyak faktor yang bisa mempengaruhi cocok tidaknya sebuah produk untuk kulit kita termasuk keunikan dari kulit kita dan formula dari sebuah produk. Contohnya, kandungan minyak kelapa yang dikenal dengan level komedogenik tinggi (mencapai skala 4) tidak akan begitu berarti jika konsentrasinya hanya 1 % dalam formula produk. Jadi, selain mengenal dan memahami bahan yang terkandung dalam sebuah produk, mengenali kulit mu, adalah hal yang juga sangat penting untuk dijadikan acuan dalam memilih produk perawatan kulit, maupun dalam membuat formulasi suatu produk skincare seperti :
- membuat produk serum glowing natural
- membuat produk serum anti aging
- membuat produk serum anti acne
- membuat krim wajah anhydrous
- membuat shampoo bar natural
- membuat whitening body lotion aromatherapy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar